Monday, November 21, 2011

Ceritanya, ini feature buat tugas dasar penulisan Humas.....


Sejuta Keindahan di Kota New York


Siapa yang tak mengenal Kota New York? “The Big Apple”, “Kota yang Tak Pernah Tidur”, “Ibu Kota Dunia”, itulah beberapa juluan untuk kota New York. Dengan segala keindahan yang ditawarkan kota tersebut, membuat semua insan manusia pasti mengetahuinya dan menginginkan menginjakkan kakinya disana. Kota New York ini memang penuh keunikan dari kota-kota besar dunia, dari penglihatan sepintas sebagai wisatawan kita akan melihat secara mencolok gedung-gedung pencakar langit.

Dapat berkunjung ke kota New York merupakan pengalaman yang tak dapat dilupakan dalam hidup saya. Saya menghabiskan waktu di kota New York selama tiga hari, dan memilih untuk menginap di hotel di kawasan Times Square. Times Square sendiri terletak di persimpangan utama di Manhattan, New York City. Pada persimpangan Broadway dan Seventh Evenue membentang dari West 42nd sampai West 47th Streets. Areal Times Square ini meliputi blok antara Sixth dan Eighth Avenues dari Timur ke barat dan West 40th sampai West 53rd Streets dari selatan ke utara yang merupakan bagian komersial dari Midtown Manhattan. Times Square juga merupakan hub distrik teater Broadway penuh pancaran cahaya, salah satu perlintasan pejalan kaki tersibuk di dunia, dan sebuah pusat industri hiburan besar dunia.

Rasa lelah setelah menempuh perjalanan selama kurang lebih enam jam dari kota Virginia terbayar sudah ketika saya akhirnya sampai di kota tersebut. Saya bahkan tak percaya dapat menginjakkan kaki saya di tempat seindah dan mega spektakuler ini. Ketika sampai di Times Square, saya disambut oleh pancaran neon dan lampu-lampu dari puluhan iklan papan listrik yang mengelilingi tempat tersebut yang seakan berlomba-lomba untuk menarik perhatian semua pengunjung. Tidaklah mengherankan jika tempat ini mendapat julukan “The Crossroads of the World” atau jalan persimpangan dunia.

Satu malam telah saya habiskan di Times Square. Keesokan paginya, saya kembali melanjutkan perjalanan menelusuri sejuta keindahan lainnya yang ditawarkan kota ini. Tujuan selanjutnya adalah ke Brooklyn Bridge. Sebelum berangkat, saya terlebih dulu ke Starbucks Coffee untuk membeli kopi lalu duduk sejenak sambil menikmati keindahan Times Square. Pagi hari di Times Square benar-benar menakjubkan! Dari Times Square, saya menggunakan mobil untuk mengarah ke Brooklyn Bridge atau Jembatan Brooklyn. Jembatan ini merupakan jembatan gantung tertua di Amerika Serikat dimana jembatan ini selesai dibangun pada tahun 1883. Jembatan yang sangat megah ini menghubungkan dua kota Brooklyn dan Manhattan. Brooklyn Bridge didirikan di atas sungai East River. Suatu hal yang sangat jarang bagi saya dapat melihat secara langsung kemegahan dan keindahan dari jembatan ini. Selain untuk pengguna kendaraan bermotor, jembatan ini juga terdapat area pejalan kaki. Dari atas jembatan tersebut, para pejalan kaki dan pengendara mobil dan motor dapat melihat keindahan sungai East River dan bangunan-bangunan lain di wilayah Brooklyn. Saya duduk sejenak di pinggir sungai East River, tepat di samping Brooklyn Bridge. Di seberang Brooklyn Bridge juga terdapat jembatan lain yaitu Manhattan Bridge. Arus sungai yang tenang, bururng-burung berkumpul di pinggir sungai, hembusan angin yang sejuk, dan pemandangan kemegahan kedua jembatan tersebut membuat saya ingin berlama-lama menghabiskan waktu di tempat itu.

Perjalanan tidak berhenti sampai disitu. Coney Island adalah tujuan tempat wisata selanjutnya yang akan saya kunjungi. Saya memilih menggunakan subway atau kereta bawah tanah untuk menuju kesana. Untuk menuju Coney Island, subway yang saya naiki melewati Manhattan Bridge. Kehangatan sinar matahari di musim panas menemani perjalanan saya. Saat musim panas seperti ini, Coney Island adalah salah satu tujuan tempat wisata yang tepat. Coney Island adalah sebuah semenanjung di

wilayah paling selatan Brooklyn, New York City, AS yang memiliki sebuah pantai terkenal di Samudra Atlantik. Wilayah ini adalah resor besar dan terdapat taman bermain serta wahana-wahana bermain di sepanjang bibir pantai yang dapat memanjakan para pengunjungnya. Dengan kehangatan sinar matahari musim panas, hamparan pasir putih pantai, gulungan lembut ombak, dan hembusan lembut angin pantai membuat para pengunjung terbuai.

Setelah puas menikmati segala keindahan yang diberikan oleh Coney Island, saya pun kembali ke Times Square menggunakan subway. Sampai di hotel, hari sudah mulai senja, langit oranye di sore itu menambah warna perjalanan saya

di kota yang juga penuh warna, New York City. Dibalik semua kemegahan dan kemewahan yang dimiliki kota ini, terdapat suatu hal kecil yang menarik perhatian. The Halal Guys, itulah sebutan mereka. Gerobak pinggir jalan sederhana yang menjajakan nasi kebab ayam dan kambing. Dengan hanya membayar sebesar $6, saya sudah dapat memanjakan lidah dan perut saya dengan hidangan ini. Walaupun dijual di gerobak pinggir jalan sederhana, nasi kebab ini memiliki cita rasa yang luar biasa enaknya. Sejenis nasi briyani, diberi potongan ayam gurih di atasnya dan dilengkapi dengan saus pedas serta saus putih. Karena rasanya yang luar biasa, nasi kebab The Halal Guys sudah pernah diliput di beberapa stasiun televisi dunia. Gerobak nasi kebab ini terletak di 6th Avenue and 53rd Street. Nasi kebab ini mulai buka pada pukul lima sore. Akan tetapi, untuk dapat menikmati nasi kebab ini, lebih baik Anda datang lebih awal, karena antrian orang-orang yang ingin membeli nasi kebab ini sangatlah banyak dan panjang. Lamanya mengantri, terbayar dengan kelezatan dari nasi kebab The Halal Guys.

Petualangan saya menelusuri kota New York belum berakhir. Setelah menikmati nasi kebab di malam hari, keesokan harinya saya melanjutkan perjalanan menuju ke Bronx Zoo. Seperti hari sebelumnya, saya kembali menggunakan subway untuk menuju kesana. Tidak ada yang special ketika saya pergi kesana, Bronz Zoo sama seperti kebun binatang lainnya, hanya saja jauh lebih bersih, dan nyaman dibandingkan dengan kebun binatang di Indonesia. Sebenarnya saya kesana hanya karena ingin mengetahui bagaimana keadaan di daerah Bronx di kota New York. Tempat yang mayoritas orang berkulit hitam, sarangnya para gangster, dan tempat yang memiliki angka kriminalitas yang tinggi. Ternyata benar saja, ketika saya kesana, terlihat lingkungan yang kurang rapih dan bersih, banyak sekali coretan-coretan di tembok-tembok pinggir jalan.

Keesokan harinya, saya kembali melangkahkan kaki saya ke pelosok-pelosok kota New York. Tujuan saya selanjutnya adalah ke China Town. Daerah yang semua penduduknya adalah orang-orang China. Di China Town, dijajakan berbagai oleh-oleh dan souvenir khas kota New York tentunya dengan harga yang murah. Saya tidak mau melewatkan kesempatan ini, sehingga saya akhirnya membeli bermacam-macam oleh-oleh untuk sahabat dan kerabat di Indonesia.

Akhirnya tibalah saatnya saya harus meninggalkan kota New York. Berkunjung ke New York merupakan suatu pengalaman yang sangat berharga dan tak akan pernah terlupakan. Saya berharap, suatu saat nanti, saya dapat kembali menginjakkan kaki saya di kota yang tidak pernah tidur ini. Terima kasih Tuhan atas sejuta keindahan di kota New York yang telah engkau ciptakan.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Malem-malem, bikin feature buat tugas dasar-dasar penulisan humas. Au deh, udeh gak paham lagi ane, mau bener mau salah. Bye! -___-