Wednesday, December 7, 2011

Kuliah Umum Oleh Prof. Mindy McAdams Ph.D

Kuliah Umum Prof Mindy McAdams, Ph.D dengan Topik "Praktek Public Relations di Amerika Serikat dari Perspektif Jurnalis" di Ruang Oemi Abdurrachman Kampus Fikom Unpad Jatinangor, Selasa, 22 Nopember 2011 Pukul 09.00 WIB.

Beliau biasa dipanggil Mindy. Beliau adalah dosen tamu di kampus Fikom Unpad dengan konsentrasi di bidang dunia Jurnalistik. Beliau sendiri adalah salah satu jurnalis di weekly bussiness newspaper yaitu koran bisnis mingguan di Amerika Serikat. Koran tersebut secara khusus membahas mengenai ekonomi dan bisnis teknologi.

Mindy menjelaskan bahwa jika di negara Amerika, Faculty of Communication atau Fakultas Komunikasi terbagi menjadi empat konsentrasi. Yang pertama adalah Jurnalistik, lalu Public Relations atau Hubungan masyarakat, lalu Advertising atau Periklanan, dan yang terakhir adalah Telecom atau sama seperti Broadcasting.

Dalam kuliah umum ini, Mindy menjelaskan bahwa koran bisnis tersebut merupakan media independent atau mandiri yang berarti laporan-laporan dari media tersebut tidak dipengaruhi oleh uang sehingga berita yang dibuat dapat dipercaya.

Pada saat Mindy bekerja di harian business weekly, produk Machintos yang pertama muncul, dan pada saat itu belum ada Microsoft. Ketika Mac muncul, awalnya banyak pengguna yang tidak suka, banyak penggunanya yang tidak mengerti cara pengoperasiannya, sehingga banyak komplain bermunculan. Disinilah kerja seorang PR dituntut. Pihak harian business weekly mewawancarai para pengguna untuk mempertanyakan mengapa mereka tidak suka produk Mac.

Lalu, Mindy juga menjelaskan bahwa kultur jurnalis atau wartawan di Amerika Serikat adalah semua independent. Tidak ada wartawan yang dibayar atau disuap untuk menulis suatu berita. Walaupun diberikan barang sebesar gantungan kunci sekalipun, tetap wartawan tidak diperbolehkan menerimanya. Hal tersebut tentu sangat berbeda dengan kultur jurnalis di Indonesia. Praktek pembuatan berita oleh jurnalis di Indonesia tidak independent dan masih sangat dipengaruhi oleh uang

Selanjutnya, Mindy juga bercerita, karena citra harian business weekly sudah sangat baik di mata masyarakat luas karena merupakan media independent, tidak dibayar oleh pihak manapun, sehingga membuat para pembacanya sangat percaya atas segala berita yang dimuat di harian tersebut. Oleh karena hal tersebut, Mindy pernah mengalami suatu pengalaman. Mindy mempunyai teman bernama Bob, dimana ia merupakan PR dari perusahaan Acer yang pusatnya terletak di negara Taiwan. Lalu, ia meminta dan memohon kepada Mindy untuk mewawancarai President dari perusahaan Acer. Bob meminta Mindy memuat berita mengenai Acer karena pembaca dari harian business weekly sudah lebih dari delapan ratus ribu orang, sehingga dapat membuat nama Acer ada di depan para pembaca harian tersebut. Bob terus memohon kepada Mindy, tetapi ia sama sekali tidak membayar atau memberikan sesuatu kepada Mindy agar mau mewawancarai President acer, karena Bob tahu bahwa Mindy adalah jurnalis yang independent sehingga jika ia melakukan hal tersebut, Mindy tidak akan mau kenal dengannya lagi. Sebelumnya Mindy sempat menolak, karena ia pikir, mengapa ia harus menulis berita mengenai perusahaan kecil sekelas Acer. Akhirnya, karena Bob terus memohon, Mindy pun bersedia mewawancarai President Acer. Dan ternyata, President Acer tersebut sangatlah ramah, sangat piawai berbicara bahasa Inggris, dan Mindy pun dijamu sangat istimewa.

Untuk selanjutnya, Mindy menjelaskan bagaimana membuat press release yang bisa menjadi attention atau perhatian bagi jurnalis. Untuk kalimat pertama dalam press release gunakanlah kalimat subject line yaitu pokok-pokoknya, mengenai apa, mengapa itu penting, dan needs to be very honest and important atau harus jujur dan penting. Janganlah kita mengirimkan press release yang tidak penting kepada pihak media. Usahakan untuk tidak menelfon jurnalis, karena seperti yang kita ketahui, jurnalis dikejar oleh deadline sehingga hal tersebut akan membuang-buang waktu mereka. Akan tetapi, jika terpaksa, meminta maaf lah kepada jurnalis yang ditelfon karena telah mengganggu waktunya.

Mindy juga memberikan saran kepada para praktisi PR agar mengirimkan press release melalui email saja, karena itu akan sangat memantu kerja jurnalis. Mindy mengatakan, jika PR mengirimkan press release kepada wartawan, wartawan yang baik tidak akan meng-copy semua isi press release yang dikirimkan, mereka biasanya akan telfon terlebih dahulu untuk mengkorfirmasi dan bertanya lebih lanjut. Suatu keberuntungan lah jika press release yang kita buat benar-benar dicopy. Hanya wartawan yang malas yang melakukan hal tersebut. Lalu, jika wartawan menelfon balik untuk mengkorfirmasi press release yang dikirimkan dan ingin berbicara dengan petinggi perusahaan, seorang PR harus bisa menjembatani atau menghubungkan wartawan untuk dapat berbicara kdengan orang yang diminta tersebut.

Selain itu, yang harus diperhatikan oleh praktisi PR adalah jika ada krisis dalam perusahaan, akuilah kesalahan tersebut, kita harus mempelajari orang-orang yang berhubungan denga para jurnalis, hargailah jurnalis, jadilah prakisi PR yang bersahabat dengan jurnalis. Praktisi PR juga harus memahami pekerjaan jurnalis bahwa jurnalis selalu dikejar deadlinesehingga kita jangan sampai membuang-buang waktunya dengan mengirimkan press release yang tidak penting, menelfon wartawan untuk sekedar memastikan press release yang dikirim sudah sampai, dan sebagainya. Mengapa hal-hal tersebut perlu dilakukan? Karena bagaimanapun, PR sangatlah membutuhkan jurnalis dan media. Baik untuk publisitas, pembentukan citra, dan sebagainya.

Terakhir, Mindy bercerita mengenai pengalamannya selama di Malaysia. Ternyata, jurnalis di Malaysia benar-benar dipengaruhi oleh uang. Jika di Indonesia, wartawan masih bisa dengan bebas memberitakn segala macam keburukan mengenai pemerintahan, lain halnya dengan di Malaysia. Semua wartawan dibayar oleh pemerintah untuk “tutup mulut”. Mereka dibayar agar tidak memberitakan mengenai keburukan pemerintah. Ada suatu kejadian unik yang dialami Mindy, jika pada saat hari raya umat islam di Malaysia, para wartawan diundang oleh pemerintah untuk menghadiri open house. Dan para wartawan tersebut mendapat beberapa undangan open house di berbagai tempat. Ternyata, sebelum masuk, wartawan diberikan amplop yang berisi uang semacam angpao. Dan Mindy menambahakan, bahwa dari uang yang diberikan dari acara open house tersebut, para wartawan sampai bisa membeli mobil baru. Suatu hal yang mencengangkan bukan?

Dari kuliah umum ini, saya mendapat cukup banyak pelajaran baru. Saya jadi mengetahui bagaimana kerja nyata jurnalis dengan PR, bagaimana bisa menjalin hubungan yang baik dengan jurnalis. Saya juga jadi tahu bagaimanakah pandangan seorang jurnalis terhadap pihak PR di perusahaan.