Thursday, November 22, 2012

Implikasi Perkembangan Teknokom Terhadap Karakteristik Dari Bentuk Komunikasi Interpersonal, Massa, dan Interaktif

Pada era globalisasi ini ditandai dengan perkembangan teknologi dan informasi yang semakin canggih, termasuk teknologi komunikasi. Kata Teknologi berasal dari kata latin texere yang berarti to weave (menenun) atau  to construct (membangun) (Rogers, 1986). Teknologi sendiri bisa berupa sebuah cara atau solusi, bisa juga berupa peralatan yang bisa memudahkan manusia untuk menyelesaikan pekerjaannya. Jadi tidak perlu heran lagi jika ada yang namanya teknologi komunikasi.
Sedangkan menurut Onong Uchjana Effendy, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberitahu, mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan (langsung) maupun secara tidak langsung (melalui media). Dari kedua kata tersebut, dapat ditarik suatu pengertian dari Teknologi Komunikasi (Teknokom), yaitu peralatan perangkat keras dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial, yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan, memproses dan saling tukar informasi dengan individu-individu-individu lain (Rogers, dalam Abrar. 2003).
Perkembangan teknologi komunikasi yang semakin pesat mempunyai implikasi kepada karakteristik dari bentuk komunikasi interpersonal, komunikasi massa, dan interaktif. Seperti yang kita ketahui bahwa awalnya manusia hanya bisa berkomunikasi secara interpersonal atau komunikasi tatap muka yang melibatkan dua atau tiga orang. Hingga akhirnya sampai saat ini dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi membuat adanya komunikasi interaktif dan komunikasi massa. Hal tersebut tentu saja semakin mempermudah kita sebagai manusia dalam berkomunikasi.
Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi tersebut, ada pula implikasinya terhadap karakteristik kepada karakteristik dari bentuk komunikasi interpersonal, komunikasi massa dan interaktif. Arus pesan Komunikasi Interpersonal bersifat ‘one to many’ yaitu dari satu ke banyak. Dalam hal ini, jumlah peserta komunikasi serjumlah antara  dua atau tiga orang. Untuk Komunikasi Interaktif bersifat ‘many to many’ yaitu dari banyak sumber ke banyak orang. Sedangkan arus pesan Komunikasi Massa bersifat ‘one to many’ yaitu dari satu sumber ke banyak penerima. Maksudnya, bahwa media massa itu merupakan media yang terlembagakan, lalu pesan dari satu lembaga disebarkan ke banyak orang.
Karakteristik selanjutnya adalah sumber pengetahuan terhadap audiens. Dalam  Komunikasi Interpersonal, sumber memiliki pengetahuan terhadap penerima karena adanya faktor kedekatan hubungan antara sumber dan penerima. Dalam Komunikasi Interaktif, sumber mungkin memiliki kesepakatan dengan partisipan secara interaktif. Untuk Komunikasi Massa, sumber memiliki sedikit pengetahuan tentang audiens. Hal tersebut dikarenakan banyaknya partisipan dalam proses komunikasi massa.
Karakteristik yang ketiga adalah dilihat dari segmentasi. Untuk Komunikasi Interpersonal memiliki segmentasi yang tinggi (demassified), maksudnya kekhususan pesan ini tinggi karena komunikasi yang beranggotakan beberapa penerima saja. Untuk Komunikasi Interaktif sama seperti komunikasi interpersonal yaitu memiliki segmentasi yang tinggi (demassified). Hal ini dikarenakan keadaan (dari arus pesan, sumber pengetahuan terhadap audiens) masih memungkinkan untuk mengirim pesan khusus. Dan untuk Komunikasi Massa memiliki tingkat segmentasi yang rendah (massified). Hal ini dikarenakan komunikasi yang terjadi dari satu sumber ke banyak, sehingga menggunakan bahasa yang tidak khusus agar mudah dimengerti.
Selanjutnya untuk karakteristik yang keempat adalah tingkat Interaktif. Komunikasi Interpersonal tingkat interaktifnya tinggi. Jumlah penerima mempengaruhi tingginya tingkat interaktif. Komunikasi Interaktif memiliki tingkat interaksinya sama dengan komunikasi interpersonal yaitu tinggi. Hal ini dikarenakan banyaknya sumber terhadap penerima juga tuntutan berinteraksi. Komunikasi Massa tingkat interaktifnya rendah. Dikarenakan satu sumber, banyak penerima dan juga pengetahuan sumber yang sedikit tentang penerima membuat komunikasi ini tidak interaktif.
Karakteristik yang kelima adalah dilihat dari Feedback. Komunikasi Interpersonal ini bersifat transaksional. Dalam komunikasi interpersonal, feedbacknya bersifat segera karena mencakup aspek hubungan pribadi. Untuk Komunikasi Interaktif, feedback kadang terbatas, langsung, dan tertunda. Hal tersebut dikarenakan arus pesan yang ‘many-to-many’ dan juga media yang digunakan. Lalu untuk Komunikasi Massa, dikarenakan arus pesan yang ‘one to many’, sumber yang sedikit mengetahui tentang penerima, rendahnya segmentasi dan tingkat interaktif, maka membuat feedback yang diterima sangat terbatas dan tertunda.
Lalu untuk karakteristik yang keenam adalah Asynchronicity, yaitu kesinkronan dalam pengiriman dan penerimaan pesan. Komunikasi Interpersonal memiliki asynchronicity yang rendah, karena tingginya proses transaksional antara sumber dan penerima dan juga dipengaruhi feedback yang langsung. Komunikasi Interaktif memiliki asynchronicity yang tinggi karena banyaknya sumber. Sedangkan untuk Komunikasi Massa memiliki asynchronicity yang rendah karena banyaknya penerima tetapi sumber hanya satu, kecuali ada buku atau surat kabar sebagai media untuk menyimpan pesan.
Selanjutnya karakterisitik yang ketujuh adalah hubungan sosio-emosional. Dalam Komunikasi Interpersonal, hubungan emosionalnya sangatlah tinggi, karena dilakukan melalui face-to-face. Sama halnya dengan Komunikasi Interaktif yang memiliki hubungan emosional yang tinggi. Sedangkan untuk Komunikasi Massa, tidak mengenal antar personal dan komunikasi ini hanya melalui satu sumber kepada banyak penerima, sehingga tingkat hubungan emosionalnya sangatlah rendah.
Untuk karakteristik yang kedelapan adalah diliht dari isyarat non-verbal. Dalam Komunikasi Interpersonal, yang membuat isyarat nonverbal menjadi tinggi adalah karena dilakukan secara ‘face to face’. Untuk Komunikasi Interaktif isyarat nonverbalnya juga tinggi karena tingginya interaksi. Lalu untuk Komunikasi Massa, lebih banyak menggunakan visual untuk membantu memperjelas komunikasi kepada khalayak. Dalam komunikasi massa, demassified cenderung rendah.
Karakteristik yang selanjutnya adalah dilihat dari control arus komunikasinya. Dalam hal ini, Komunikasi Interpersonal memiliki potensi untuk saling mengontrol. Sama juga dengan komunikasi Interpersonal, dalam Komunikasi Interaktif juga memiliki potensi untuk saling mengontrol. Sedangkan berbeda halnya dengan Komunikasi Massa yang memiliki sedikit control dari penerima. Untuk karakteristik yang terakhir adalah dilihat dari privasinya. Untuk Komunikasi Interpersonal dan Komunikasi Interaktif memiliki privasi yang rendah. Sedangkan berbeda dengan Komunikasi Massa, yaitu memiliki privasi yang tinggi.


Sumber Referensi:

http://m.kompasiana.com/post/mainstream-media/2012/11/08/teori-determinasi-dan-utopia-teknologi/

http://husadaindah.wordpress.com/2012/02/15/dampak-perkembangan-teknologi-komunikasi-terhadap-kehidupan-sosial/

http://bidamalva.wordpress.com/2011/06/01/pengaruh-perkembangan-teknologi-terhadap-public-relation-dan-periklanan/

http://fajaws.wordpress.com/2012/06/20/mii-masyarakat-informasi-indonesia/

No comments:

Post a Comment